Jumat, 23 Desember 2011

Sesuatuuuu..!

Wew, ternyata baca koran online ada manfaat dan ada ruginya ya, buktinya gw ketinggalan banyak berita dong, asyik-asyiknya baca ternyata eeeeeh..koran kemaren..beuh rasakan! Tapi ada satu berita yang kalau kata Syahroni Sesuatuuuu bangget!!

Itu tuh, beritanya pak menteri Dahlan Iskan (ga tau gw mentri apa, bentar gw browsing dulu) Mentri BUMN ternyata, haha habisnya ga familiar, kebanyakan mentri apa keseringan gonta ganti mentri yak? :( Ya, paling ngga kalau ditanya presiden apa kerjanya ya jawabnya satu yang pasti, Reshuffle! indeed! Oh ya, balik lagi ke pak mentri, entah maksudnya mau nyobain naik alat transportasi umum atau lagi nostalgia jaman melarat dulu, eh doi malah naik kereta api eksekutif dari Bogor plus naik Ojek. Yah, gw sih ga mau ya mengkritisi niat baiknya untuk cari pamor atau bahkan memicingkan mata terhadap eksisibilitas (bahasa apa coba!) doi, tapi satu hal yang bikin gw nganga dan pasti akan bikin efek jelas untuk masyarakat umum, besok-besok yang mau naik ojek di stasiun, tukang ojek pasti langsung udah bandrol harga Rp. 150.000,- BUSYET!!!! Ini mah doi bukannya bikin harga turun, malah menaikkan harga rata-rata dunia ojek mengojek..tuman ini Pak e! :(

Jadi ya, selamat lah buat kalian-kalian yang sering naik ojek di Gambir dan sekitarnya :( siap-siap beli motor sendiri aja, ojek mahal booooo...


Sumber: media online Kompas, edisi basi! (Juamt, 23 Des 2011)

APDEEEEET LAGIIII...

Hoam...
Pagi-pagi di Hari Sabtu ini adalah saatnya malas-malasan sebelum akhirnya beres-beres kamar, mandi, ke salon dan menikmati hari (wah,,kapan malas-malasannya dong mba brooow..!!!). Lagi asyik-asyiknya, eh keingetan untuk ngecek si laptop paling lemot seantero negri ini, yah sebut saja mereknya LEmotVO,,hadeuuh,,ga ngerti tiap kita buka berapa file sekaligus langsung ngadaaat!!!HAH!!

Nyadar ternyata selama ini jarang banget yang namanya baca koran apalagi nonton berita di tipi alhasil coba buka situs koran online deh, dan ada satu berita yang menarik banget, ada mawar di galaksi dong dan ini ditemukan, penasaran kan, yah coba aja gw buka beritanya, daaaan...gw ga ngerti liat dari sudut pandang mana kalau itu mawar..buat gw lebih mirip kayak "twister" :(


Nah katanya twister ini, eh mawar ini terjadi karena ada dua galaksi yang saling bertumbukan, terus gw mikir aja gitu itu galaksi pada ga ada spion kali ya, atau malah lagi centil pengen peluk-pelukan..ihhhh..unyuuuuu bangeeet..hehehe, nah ada satu galaksi tuh yang lebih kecil namanya UGC 1813, galaksi ini 'menyelam' ke bagian bawah galaksi yg lebih besar, UGC 1810, jadilah bentuknya kayak spiral dan twister gitu...tapi, ngomong-ngomong ya, nama galaksinya ga ada yg lebih elit dikit gitu? di nomorin gitu udah kayak nomor mesin :(
Kan bisa aja peneliti NASA ambil nama dari kartun-kartun Jepang yang lumayan terdengar seperti Sailormoon, Tuxedo bertopeng atau Ultraman..hahaha...

Daripada kalian semua terjebak, mending baca langsung beritanya di kompas.com yeah.. Ya, kalau gw sih sebagai cewe gw mau dikasih mawar, tapi kalau mawar yang satu ini,,ogah ah..Gede bangeeeet..ga muaaaaat rumahnya..ahahah

Nice day folks,
nice weekend!

Selasa, 13 Desember 2011

Akhir tahun saatnya menutup buku

Bulan terakhir di penanggalan tahun Masehi ini tak membuat lantas semangat merosot untuk melakukan aktivitas, banyak kendala yang mungkin dihadapi setahun lalu dan tentunya dengan segudang pembelajarannya. Desember di tahun 2011 ini berarti banyak buat saya, pembaharuan, peningkatan ide, ketajaman analisis dan pola pikir yang semakin maju untuk tidak diam di tempat yang sama dan berpijak di atas sesuatu yang tak semakin jelas arah dan tujuannya nanti, dikelilingi oleh orang-orang tabu yang hanya mengucap tentang ketidakpercayaan, memojokkan penuh intrik, berpolitik hanya untuk kepentingan pribadinya saja. Cukup sudah, saya akan melenggang jauh bebas menuju ke arah di mana bahagia dan nyaman dalam bekerja itu kembali datang.
Tahun ini menghadirkan begitu banyak kejutan dan juga apresiasinya tersendiri, dimulai dari beranjaknya singgahan dari satu kota ke kota lainnya, sampai teman abadi yang paling tidak kuharapkan telah ada. Banyak kedamaian yang kutemukan secara personal tetapi juga patut ditebus dengan sebuah perjuangan besar dan cukup megah.

Desember tahun ini, seiringan dengan hujan yang terus menerus membuat warna tanah semakin gelap dan udara jadi lebih lembab, dan aku masih saja mencintai kehidupan. Desember, biarlah lalu jadikan memoar untuk perubahan dan pembelajaran tahun ini untuk menyiapkan tantangan di hari-hari berikutnya.

-Selamat tutup tahun-

Minggu, 30 Oktober 2011

november rain

Ciri khas utama bulan yang diakhri dengan -ber biasanya adalah curah hujan yang tinggi. Kalau kata orang tua dulu sih ya punaknya musim hujan ini akan ada saat tahun baru Cina atau Imlek nanti, biasanya akan hujan lebat disertai petir yang katanya pertanda rejeki. Tapi, anehnya memasuki musim -ber sejak September lalu bahkan belum juga menandakan adanya musim hujan, cuma awan mendung saja yang rajin nongol di langit, tapi titik-titik air kayaknya belum terlalu cukup untuk menjenuhkan awan dan memicu kondensasi (awannya belom berat jadi hujannya belum turun, hehe).

Yah, berharap saja sebentar lagi sudah bisa normal, kalau memang waktunya hujan ya silahkan lah hujan. Jangan sampai para petanio terganggu waktu tanam dan panennya akhirnya, kita-kita juga yang kena dampaknya. Seperti akhir-akhir ini, negara kita yang dulunya swasembada pangan, eh bisa-bisanya malah jadi importir beras dari negara tetangga (tanya kenapa ya...). Padahal di daerah Jawa masih banyak kok sawah tadah hjan yang saya temui, dan bahkan beberapa diantaranya terbentang luas. Semoga saja hujannya segera turun, jadi ada yang ditadah sama swahnya (namanya juga tadah hujan).

Indikator utama yang saya gunakan untuk mengendus datangnya musim hujan adalah hidung. Akhir-akhir ini hidung udah mulai meler sendiri tanpa sebab yang jelas, pancaroba itu artinya! Semakin senang, karena ada harapan untuk mengubah nasib bangsa pengimpor beras ini. Semoga hujan lekas turun, tapi jangan deras-deras juga nanti banjir...

Yah, hujan tau lah gimana baiknya..
;)

Rabu, 26 Oktober 2011

Jogja masih panas kelam

Sudah beberapa hari ini kondisi udara di sekitar Jogja tak menentu, tepat di hari peringatan setahun meletusnya Gunung Merapi, gunung yang sangat megah dan misterius di tataran tanah Jawa ini membuat kondisi udara di Jogja dan sekitarnya semakin tak menentu. Panas sekali, namun mendung tak berkesudahan. Ah, tak bermaksud aku menjadikan ini sebagai suatu tulisan yang sarat misteri tetapi hanya saja bahasa ynag menghubungkannya seperti itu.

Setahun, tak terasa sejak peristiwa kelam itu terjadi, cukup banyak korban dari peristiwa lalu. Do'a ku semoga hari ini mereka bisa tetap tenang di alam sana. Merapi ternyata masih penuh dengan bencananya, seperti yang kukutip dari harian di Jogja yang menuliskan setidaknya ada 93 ribu jiwa yang diharuskan mengungsi menyusul bencana lahar dingin merapi. Ternyata Merapi tak berhenti menunjukkan kegagahannya di tanah Jawa ini. Semoga semua kondisi mampu diatasi dan di hadapi bersama.


-Seiring do'a untuk kehidupan dan kemanusiaan-

Kamis, 29 September 2011

tawa tak berarti penuh bahagia

Tepat di Hari Jumat ini, aku rindu rasanya ingin tertawa lepas, tanpa beban dan pemikiran yang mengganggu. Mungkin hal ini juga yang mengubah akau drastis dan teramat sangat untuk menjadi pribadi yang agak kaku dan monoton. Kehidupan sosialku cukup lama kuabaikan, seperti tak mendapat ketenangan dalam jiwa, rasa ini mengusikku sangat dalam.
Rindu aku hanya untuk sekedar menghirup udara bebas dan angin yang semilir berhembusan, dengan dibuai perasaan yang sangat damai. Aku hanya ingin tertawa selepasnya dan benar-benar dengan rasa bahagia, mohon bantu aku wujudkannya.

Kolase Kurawa Tobat


Bercerita tentang tokoh pewayangan yang akhirnya tobat karena menemukan gadis lugu, baik hati dan anggun tak terbantahkan, hehehe...


-the best for the best-
Pratanda N Respati & Dwi Widyanti Octavia

sudut pandanganmu yang pertama


Kota kecil itu, yang menjadi ibukota Jawa Tengah mampu melambungkan segala kekagumanku kepadamu. Dibalut kaos hitam itu dengan penuturan penuh makna masih terekam jelas bagaimana peserta pelatihan saat itu menaruh simpati yang sama pada ucapanmu. Diamku bukan tak memperhatikanmu saat itu, tetapi aku lebih memilih untuk meresapinya dalam setiap hitungan detik waktuku.
Sesekali kau membidikkan pandangan kepadaku, hanya dalam senyum ku mampu membalasnya penuh arti. Ditemani kawan akrabmu si mungil D70 dan akhirnya kau jeli mencari-cari sudut yang kau anggap akan indah dalam pandanganmu. Nuansa hitam putih dalam sederhana, membalut semua suka cita yang kurasakan.



-Saat itu, sudut pandanganmu yang pertama dan sangat indah gubahannya sebagai wujud yang kita namakan, cinta-

matahari

Nampaknya siang ini untuk keluar di jam-jam jayanya matahari di Jogja jelas bukanlah menjadi keputusan terbaik yang pernah kulakukan. Jam 14:00 WIB yang kukira matahari sudah menggelincir ke peraduannya ternyata sedang bersemangatnya seperti aku yang menjalani hari ini. Terlalu semangat bahkan! Jadilah, dua jam di luar menumbuhkan imajinasiku tentang berendam di kolam air dingin yang menyejukkan disertai semilir hawa dingin bersuhu 20 derajat Celcius. Tersadar, baru jam 16:00 WIB dan masih ada satu jam sebelum waktunya pulang kerja.
:'(

Rabu, 28 September 2011

#dimulai di Maret 2011

Agustus 2011,

Terpaut tiga bulan sejak terakhir kali aku menuliskan sesuatu tentangmu, tentang kita. Aku masih ingat betul bagaimana keberangkatanku ke Batam menyepikan perhitungan mundurku untuk menujumu. Terdampar di stasiun Senen sambil menikmati hot chocolate dan berbatang-batang rokok membuatku seakan pelanggan paling setia seantero stasiun. Bagaimana tidak, hanya ku yang bertahan disana selama berjam-jam lamanya.

Belum cukup di situ, masih ada delapan jam menungguku untuk mampu memeluk sosok yang kurindukan selama ini, Pratandaku. Terombang ambing di kereta tak membuatku lantas jengah, walaupun ada pasti rasa yang tak kutau mengapa ini mungkin terjadi. Bahkan tak teragendakan bagiku untuk bersandar di Semarang, kota yang sama sekali belum pernah kujejak sebelumnya, tak ada satupun memori hadir di sana, tetapi kini aku bermil-mil jauhnya hanya untuk menujumu.

Jaket putih, kaos abu-abu dan celana jins itu mengingatkanku pada sosok pertama yang berhasil kukenali di sana, pelukan hangat dan kecupan di kening seakan menjadi sinyal kuat rasa antara kita. Nyaman, dan bahkan teramat nyaman rasanya, tak ingin cepat melepaskan pelukan itu.

Malam ini, terpanggil lagi memoriku tentang lima bulan yang lalu, saat kita memutuskan untuk sama-sama saling menuju ke dalam hati yang sepertinya telah lama kita ketahui sebelumnya, aku merasa pulang ke dalam hatimu, bagai menemukan kembali rumahku yang jauh hilang. Kini, tak perlu pesawat membawaku ke hadapmu, tak perlu kereta yang mebuatku terjaga dan menunggu menyaksikan bentangan pantai utara Pulau Jawa, cukup mobil travel yang siap mengahntarkanku ke kotamu, atau dengan sigapmu menuju ke kota ini, Jogja.

Tak ada kata lain selain syukuruku untuk ada menemanimu saat ini, tak ada kesempatan lain yang kuingin selain untuk bersamamu, menua bersama, membesarkan anak-anak kita dengan penuh kasih, cinta dan wawasan, menyaksikan mereka menjalni hidupnya dengan baik dalam kebenaran, hingga menghembuskan nafas terakhirku denganmu. Sederhana saja apa yang menjadi keinginanku bersamamu. Membangun kehidupan baruku, kehidupan baru kita berdua.

Aku tak melulu percaya nasib baik atau peruntungan, karena yang kutau kemauan dan cinta yang membuat kita masih bertahan sampai saat ini, kita telah dan tengah memperjuangkan seluruh waktu kita bersama, berdiri di atas kokohnya penderitaan yang pernah dan akan menyapa, dengan angkuh dan pasti kita katakan bahwa bersama tak ada hal yang tak mungkin, selama kita masih ada satu, cinta.

-saat menunggumu yang sudah kena penalty karena telat dari jam 10 malam-

Selasa, 26 April 2011

Cinta Surya tiada semu

Pagi ini Surya sangat bersemangat, bukan karena dia bisa bangun lebih pagi tetapi karena buatnya peristiwa semalam sangat mengagumkan. Bahkan rasanya dia tidak ingin terpejam begitu saja lewati hari, dia menantang langit malam dalam kegelapan dan menghujam bintang dengan panasnya. "Dewi..." nama itu selalu diucapkannya seiring menit berganti dan menjelma dalam hitungan hari. "Andai saja aku terlelap sedari tadi, tentu aku tak bisa saksikan makhluk terindah ciptaanNya mengetuk hatiku." pikiran Surya selalu menerawang dan mengambang pada sosok wanita yang dikaguminya. seindah namanya, Dewi ternyata mampu hadir dalam kehidupan Surya dalam sela-sela rutinitasnya. Hari Kamis kemarin mungkin tak akan dilupakan oleh Surya begitu saja.

Malam itu, tak biasanya Surya memilih untuk lembur di kantor dan membiarkan pekerjaan yang tengah menumpuk menemaninya dengan setia. bukan karena ingin mengejar harta apalagi tahta, semata karena Surya kesepian. Tak ada temannya lagi untuk berbagi sejak kepergian kakak kandungnya. Surya sudah kehilangan orang tuanya sejak belasan tahun lalu, saat itu Surya duduk di bangku SMP ketika orangtuanya menjadi korban kerusuhan Mei tahun 1998 silam. Genap 25 tahun usianya, Surya ditinggal oleh kakaknya karena sakit yang dideritanya, Thalasemia dan sejak saat itu Surya benar-benar sendiri hidup di kota budaya, Yogyakarta.

Surya memilih untuk menjadi editor di sebuah perusahaan penerbit untuk menyalurkan kecintaannya terhadap rangkaian kata-kata, profesi ini ditekuninya sejak kuliah semester akhir. Awalnya, dia datang mengharapkan mampu menerbitkan karyanya di penerbit ini, akan tetapi Surya dinilai butuh belajar lebih banyak lagi dalam hal penulisan dan rangkaian kata-kata. Mas Tejo, salah satu redaktur harian umum yang mengepalai penerbitan itu lantas menawarinya pekerjaan freelance sebagai seorang editor. “Karyamu pada dasarnya memiliki subtansi yang unik, tak banyak orang yang saya temui mengangkat mengenai komunitas dalam penulisan. Tapi, saya juga harus jujur, karyamu ini belum sempurna betul untuk diterbitkan dalam bentuk eksemplar. Masih banyak redaksi yang harusnya bisa dimodifikasi Sur!” jelas Mas Tejo di ruag meetingnya saat Surya pertama kali membawa hasil tulisannya untuk diterbitkan. “Ya, memang mas tetapi menurut saya itu hanya butuh pengeditan saja. Bahasa yang saya gunakan juga cukup umum. Lagian, sasaran saya bukannya politikus, saya menulis ini untuk diminati masyarakat awam. Mereka tak perlu berpikir keras untuk hanya mencerna karya saya, mereka bisa membacanya dimanapun juga bahkan sambil nongkrong di kamar mandi juga bisa.” Sambil berkelakar Surya menjelaskan maksudnya menulis karya itu dan juga menyiratkan berapa besar harapan karyanya mampu diterbitkan. “hahahahah, Sur…Sur…kamu ini memang tidak pernah berubah. Semua orang yang berbicara dengan kamu pasti akan langsung tau ketertarikanmu terhadap karya tulis. Tapi saya cenderung aneh Sur, kamu mau karyamu diterbitkan untuk ilmu atau hanya sekedar popularitas?” sebelum Mas Tejo mampu menyelesaikan ucapannya, Surya langsung menyeriangai dan menanggapi dengan dingin “Lantas, buat apa ada penerbit jika karya tak bisa dinikmati masyarakat Mas? Kalau begitu kelak tak ada lagi riset-riset yang terpublikasi. Masa depan suram yang saya bayangkan tanpa publikasi Mas.”. Seperti biasa, Mas Tejo hanya menanggapinya dengan tersenyum. “Oke, begini saja, karyamu ini akan kita pending, karena saya juga nggak mau rugi toh kalau diterbitkan dan taka da yang minat nanti. Bagaimana, kalau sambil belajar kamu kerja paruh waktu sebagai editor di sini. Toh, kesibukan kuliahmu sudah tak sepereti dulu kan? Kebetulan Mbak Ninik, mau berangkat ke luar, dia diterima beasiswa di Belanda untuk Master. Yah, itu sih cuman penawaran saya saja kalau saja kamu berminat. Bagaimana”. Awalnya, butuh waktu bagi Surya untuk mencerna kata-kata Mas Tejo, “ah, yang benar saja Mas Tejo ini, saya diminta untuk jadi editor di sini? Jangan-jangan karena Mas Tejo nggak tega saja sama aku untuk bilang karyaku kali ini benar-benar tak layak.” pikir Surya. “Mas, yakin? Saya jadi editor?”. “Ya, tapi paruh waktu lho ya, kan kamu juga sebelumnya belum berpenalaman menjadi editor kan, menulis dengan mengedit itu beda lho Sur. Kamu dituntut untuk lebih hati-hati dan kontekstual.” Jelas Mas Tejo. “Mau Mas. Sumpah! Saya kepingin sekali. Kapan saya mulai Mas?” mereka lalu mulai membicarakan seluruh detail dan juga proses Surya diterima sebagai editor paruh waktu di tempat mas Tejo.

#eksemplar 1

Jumat, 22 April 2011

Bumi tak kenal lelah

Ketika semua mengucapkan kata-kata yang sama: "Selamat Hari Bumi!". 22 April 2011 nampaknya sudah banyak yang mendapatkan undangan dari bumi kita untuk rayakan hari jadinya (entah menurut siapa) dan mengajak kita berbondong-bondong hasilkan aksi nyata yang mampu mebnatunya untuk tidak berduka, seperti yang biasa dilakukan manusia.

Ironis memang, seperti hari ini saja bumi kita diingat untuk beberapa saat, seperti benar-benar datang ke pesta ulang tahun, tiup lilin, potong kue, bercanda gurau sejenak lalu pulang dan kembali lagi ke rutinitas kita masing-masing. Hari itu menggambarkan keceriaan beberapa saat dalam hitungan jam, menit bahkan detik. Bahkan hanya segelintir orang saja yang dating ke perhelatannya. Beebrapa lebih memilih untuk menghadiri hajatan Justin Bieber sang idola remaja.

Bumiku, hari ini tak ada hal berarti yang ku lakukan bagimu. Seperti yang telah ku ungkapkan di salah satu jejaring sosialku: “Bumiku, potong kue di tengah belantara utanmu yang hamper lenyap. Tiup lilinmu saat es di kutub telah mencair dan berdo’alah bagi hati para manusia yang telah merusakmu”. Selamat hari jadi bumiku, setidaknya kita berjuang bersama kawan-kawan dalam jajaran depan Kesatria Pelangi!

Sabtu, 12 Maret 2011

guruku selalu hidup

belajar hingga akhir hayat,
itu sudah jadi cita-citaku sejak aku tau bahwa ilmu itu sangat mengisi nafasku
aku butuh belajar dan pembelajaran,
masing-masing dari mereka buat aku kembali terpana dan berkaca
terkesan implisit terkadang, tapi kehidupan butuh sesuatu dengan segala ketertutupannya
dibutuhkan keberanian dan penerimaan untuk memahaminya,
aku akan belajar untuk itu
pada angin yang selalu memuat oksigen bagi suplai nafasku
pada matahari yang bersinar untuk menghidupkan semangatku
pada dedaunan hijau yang memancarkan kesegaran
bagai akar yang akan kuat menopang walau badai datang
alam raya,
keluarga,
sahabat,
teman,
dan semua yang hidup di dunia

Kamis, 10 Maret 2011

never gonna leave this bed

seperti judul lagunya Maroon5 bener-bener ga akan meninggalkan tempat tidurku,,aku mau nempel terus pagi ini,,aku suka malam hari,,,apalagi sore hari..aku suka rangkaian waktu itu...

*nempel di guling bantal kasur...

Rabu, 09 Maret 2011

nomaden

saya cinta, bahkan saya terkagum kagum sama kegiatan berpindah-pindah yang satu ini, tetapi tentunya untuk berlibur bukan menetap, ah..saya seperti tak merasa punya jati diri jika ini terjadi dan berlangsung terus menerus. Memang banyak segi positif yang saya dapatkan tetapi sejujurnya saya juga rindu rumah saya, di mana ada sosok yang kucintai di dalamnya, mereka yang menguatkan dan membagi kesukaan bersama berjuang dalam duka, aku rindu suasana saling menguatkan itu.

ketika aku berpindah, aku mungkin saja mendapat satu dua kolega bahkan lebih tapi aku tak dapati keluargaku tanpa bermaksud merendahkan siapapun, tapi aku tetap merasa ada bagian yang hilang. aku jadi berpikir betapa manusia prasejarah itu tangguh untuk hidup berpindah dari lahan satu ke lahan lainnya, hebat! (tapi mereka pindah bareng keluarga,,gubrak!!)

Aduh, akut penyakitku yang satu ini.
kurasa aku ingin hilang beberapa saat sampai saat yang tak bisa kutentukan.

Senin, 07 Maret 2011

hobi mahal

Saya sampai sekarang ini bertanya-tanya apa iya ya, hobi fotografi itu sangat mahal? tentunya bagi yang berpenghasilan menengah seperti saya ini, soalnya setiap liat kamera SLR bawaannya jadi sangat bersemangat. Tetapi selalu terbentur pada harga kamera, misalnya saja Nikon D90 yang masih selangit, belum lagi katanya kalau setiap berapa ribu kali jepretan ada bagian yang harus diganti.

Waduh, saya bingung, tetapi saya tetap hobi jepret-jepret, yah kalau belum bisa beli kameranya yah jadi model jepretannya dulu,,hehe

*need any advices

Senin, 21 Februari 2011

menjelang beurang

beurang alias pagi buta,,
hari ini Insya Allah bertolak dari Kota ujung utara Indonesia ke kota barat Pulau Jawa, Bandung. Siang nanti, akan jadi perjalanan seru dan indah karen berangkatnya kali ini nggak sendirian (ya jelaslah pesawat mana ada cuma satu penumpangnya? eike ga punya jet probadi boo..) akan ada personil tambahan bahasa kerennya additional players: Sudana alias Dance, Jupriansyah a.k.a Icunk dan Rafikah si Ibu rete, unik-unik ya namanya, sesuai dengan pribadinya. Mereka rekan-rekan kerja yang sensasional, bukan cuma dalam urusan percintaan (melirik Dana dan Icunk), tetapi juga dalam urusan karir.

Pastinya, akan seru dan temen-temen bisa update terus ya beritanya di situs yang satu ini, yuuk ikuti terus hari-hari kami di kota Parahyangan nanti,see you all...(ahahah, sok ngartis..!!)

;p

judulnya juduljudulan

sore ini terasa hampa karena tanpa angin, entah mengapa matahari nampakanya sangat bersemangat hari ini, sekan-akan dia mau bilang ke semua orang kalau dia adalah rajanya siang wuiiih...sampai-sampai angin sejuk pun dipanggangnya begitu saja, kalau tadi sempat aku nyuci kasur dan kujemur pasti 10 menit saja langsung kering... (huaaa.. [(~o~)] geraaahnya...)

aku hanya keluar untuk makans iang saja baju sudah mulai basah, hujan lokal rupanya. Wahai matahari, aku tau di Medan ini banyak sekali matahari setidaknya ada lima (ahha, toko itu mah), aku mohon melunaklah, seperti sore ini pancarkan sinar secukupnya saja,,hitung hitung berhemat,,heheeh...

*demikian suratku untuk matahari hari ini

Selasa, 08 Februari 2011

in North West Sumatra

This weekend seems ordinary weekend at the beginning, many red decorations around for The Lunar New Year party "Gong Xi Fat Cai". Suddenly, all the ordinary things happening as the extraordinary ones after my office announce the long weekend holidays (3rd-6th February 2011), wow..yippie! Then I decide to come to my best friend's wedding party in Bireun, Aceh.

I have been in Medan for at least seven months and I've never seen any other place than it? oh No, it won't ever be that way..! Packing this time is so funny I can't stop thinking what I suppose to wear or what I suppose to bring? Do I allow to use pants or jeans because I don't have many skirts as you all known, Aceh is a territory which using syariah Islam as it fundamental law and as a good guest we have to customize ourselves of it. So, I brought one skirt, one long dress and wearing pants and t-shirt. What a lucky!

it has been a very long journey, we started our tour in 3:30pm and we have to passed at least six cities to go to Bireun such as: Stabat, Pangkalaan Susu, Langsa, Aceh Tenggara, Aceh Utara and Lhoksumawe (fiuuuh..!) but it was incredible, many cities we've seen and that's called Vacation indeed. In about 00:00am we arrived in Bireun and finally met my best friend for the first time since the graduation two years ago.

my first day in Bireun filled with curiosity about the mother tongue but it's quite interesting to speak another traditional languages. 4th February 2011, we took "Pacar" leaves for ceremonial nights, they putted pacar or hena two days before the ceremonial. They putted it in the bride's hands and feet, I've seen it before in India and it very similar, it could be caused by the adoption of India's culture at the past.

in nights, many women and ladies came and even sleep over in the bride house and there's special menu for the night is "Bihun Goreng" a kind of noodles made from rice, it's kind favorite one and surely it made me hungry oh my God,,it was totally great! MAKNYUS...Pak Bondan said so..hihi
;)


After Hena nights the bride will be prepared for the main ceremony, the wedding party. There are at least four dresses has to be wore and it seems so exhausting you know?
hmm,,I'm thinking about my marriage later, I won't wear so many wedding dress ;(
But Hety, she looks like a bride (ahah, she does the bride). Finally I saw her marriage and I'm touched, maybe we are no longer young but we're still ha
ve and keep our memories in special places in our hearts.
Happily ever after yes my best friend..happy for you and your husband as well
;)
I came there not only for the wedding party but also for my own vacation, I went to Bireun city and drinks coffee Sanger, the coffee is milky and iced, delicious...very fresh in Aceh's weather at noon and after that I came to Jomblang beach and wish for beautiful sunset but unfortunately again, this is Aceh we couldn't break the syariah rules but I documented the view as well.
there was quite windy and sandy and I think by drinking a fresh coconut and laying on the sand will be so much marvelous..! That makes me missed Bali and Lombok so much, when the people are so welcome and pleased. but still, that was the greatest beach in Bireun. hell yeah..!

and don't ask for the foods, even the beach was so quite but the foods...hem,,they taste so YUMMY...as well..
so, Visit and Enjoy Aceh will be nice for you all in the beginning of 2011 year.

Happy Holidays all...!
;)